•Pulau Papua berada di ujung timur wilayah Indonesia dengan potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan strategis sehingga mendorong bangsa – bangsa asing untuk menguasai Papua
•Papua
merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan pulau terbesar pertama di Indonesia yang luasnya mencapai 416.060 km² dengan penduduk 5.315.403 jiwa
•Kabupaten Puncak Jaya merupakan kota tertinggi di pulau Papua, sedangkan kota terendah adalah kota Merauke
•Pulau Papua dibagi menjadi dua provinsi yaitu
•Ada berbagai suku bangsa tinggal di Pulau Papua, antara lain :
–Papua
•Sentani
•Dani
•Amungme
•Nimboran
•Jagai
•Asmat
•Tobati
–Papua
Barat
•Mey Brat
•Arfak
•Asmat
•Dani
•Sentani
•Masing – masing suku di Papua mempunyai keunikan dan kekhasannya masing – masing. Sebagai contoh :
–Suku Asmat yang terkenal dengan ukiran kayunya yang unik
–Suku Sentani yang terkenal dengan lukisan batu dan kerajinan kulit kayunya
Makna dan Fungsi Ukiran Asmat
1.Melambangkan kehadiran roh nenek moyang
2.Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia
3.Sebagai suatu lambang kepercayaan dengan motifmanusia, hewan, tumbuhan, dan benda – benda lain
4.Sebagai lambang keindahan dan gambaran ingatan kepada nenek moyang
Bahasa Daerah Papua
•Beberapa bahasa daerah di Papua antara lain :
–Bahasa Papua
–Bahasa As
–Bahasa Mandobo Atas
–Bahasa Sentani
–Bahasa Manikon
–Bahasa Asmat Pantai Kasuari
–Bahasa Melayu Papua
–Bahasa Hupla
–Bahasa Arandai
–Bahasa Isirawa
–Bahasa Sowanda
–Bahasa Kaburi
–Bahasa Tefaro
–Bahasa Fayu
–Bahasa Tause
Pakaian Adat Papua
•Pakaian Adat Papua antara lain pakaian Manawou, pakaian Ewer (Papua Barat), Koteka / Holim, Yokal dan Sali (suku Dani), Pummi dan Tok (suku Asmat)
•Sebagian besar dibuat dari bahan alami yang diambil dari lingkungan sekitar
•Berupa penutup tubuh bagian bawah dari tumbuhan alang-alang yang dibentuk menyerupai androk
•Untuk menyamarkan dan menutupi tubuh bagian atas, disiasati dengan menambahkan lukisan keseluruh badan hingga bagian wajah. Sebagai pelengkap, ditambahkan aksesoris berupa topi yang dibuat dari jalinan serabut kelapa serta pernak pernik kecil berupa cangkang binatang laut
•Memakai hiasan kepala berupa bulu burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki
•Tombak / panah dan perisai dipegang mempelai laki-laki
•Koteka terbuat dari buah labu air yang dipakai lelaki Papua di pegunungan untuk menutupi kelamin. Ukuran koteka yang panjang biasa dikenakan untuk upacara adat, sedangkan yang berukuran pendek digunakan saat bekerja di hutan atau ladang.
Pakaian Pernikahan Adat Papua
•Baju yang digunakan sebagai baju pernikahan dibagi menjadi tiga jenis
–Baju yang dikenakan oleh beberapa tetua kebiasaan serta agama
–Baju yang dikenakan oleh beberapa ratus orang-orang yang turut menyemarakkan upacara pernikahan
–Baju pernikahan yang dikenakan oleh sepasang mempelai dan keluarga mempelai
•Baju Tetua Kebiasaan serta
Agama
–Tetua kebiasaan memakai baju Papua tradisional seperti koteka, bulu cendrawasih serta hiasan gading gajah
–Tetua Agama memakai jubah kuning flannel yang seragam serta seirama.
•Baju Pernikahan Mempelai
–Baju yang dikenakan oleh keluarga mempelai umumnya bercorak umum. Yaitu baju paling baik yang mereka punyai
–Wanitanya dibalut oleh sarung hasil tenunan lokal
–Prianya walaupun bercelana panjang mengenakan hiasan gading gajah atau babi dan juga hiasan bulu burung cendrawasih pada ikat kepala mereka
–Baju pernikahan yang dikenakan oleh mempelai yaitu baju putih-putih.
•Masyarakat Penyemarak Upacara Pernikahan
–Mengenakan pakaian biasa atau baju terbaik mereka
–Atau mengenakan sarung tenunan lokal dengan atasan baju biasa atau baju berwarna putih yang menandakan kesucian
Rumah Adat Papua
•Rumah tradisional Papua adalah Rumah Honai
•Rumah tradisional Honai berbentuk seperti jamur dan terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau gulma
•Umumnya, ukurannya kecil dengan ketinggian sekitar 4 meter dan tidak ada jendela atau ventilasi untuk menahan suhu dingin dari pegunungan dan terhindar dari binatang buas
•Di tengah rumah disiapkan tungku api unggun untuk memasak dan menghangatkan mereka
•Honai dibagi menjadi tiga jenis
–Honai untuk laki-laki (Honai)
–Honai untuk wanita (Ebei)
–Honai untuk babi (Wamai)
•Honai biasanya memiliki dua lantai yang dihubungkan dengan tangga
•Lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan mengerjakan kerajinan tangan
•Rumah Honai dapat ditemukan di lembah – lembah dan pegunungan di tengah Papua dalam iklim yang cukup dingin. Inilah yang membuat rumah Honai Papua dirancang pendek dan tidak ada jendela, untuk mengurangi angin dingin yang bertiup dari pegunungan
•Fungsi Honai :
–Sebagai tempat tinggal
–Tempat menyimpan alat-alat perang
–Tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar menjadi orang berguna di masa depan
–Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar sukses dalam pertempuran atau perang
–Tempat menyimpan alat – alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni sejak dulu
•Filosofi bangunan Honai yang bentuknya bulat melingkar :
–Dengan kesatuan dan persatuan yang paling tinggi kita mempertahankan budaya yang telah dipertahankan oleh nenek moyang kita dari dulu hingga saat ini
–Dengan tinggal dalam satu honai maka kita sehati, sepikiran, dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
–Honai merupakan simbol dari kepribadian
Tari Daerah
•Tari Suanggi
–Menceritakan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi – angi (jejadian )
•Tari Perang
–Melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat Papua
–Termasuk tarian group atau biasa disebut kolosa
–Diiringi dengan alat musik tifa
–Memiliki keunikan seperti hiasan di dada, penggunaan rok akar, dan dedaunan yang disisipkan pada tubuh
•Tari Selamat Datang
–Mempertunjukkan kegembiraan hati penduduk kepada tamu yang datang
–Tarian ini ditunjukkan saat mereka kedatangan tamu
•Tari Musyoh
–Tarian sacral dalam upaya mengusir arwah orang meninggal yang disebabkan kecelakaan
–Tarian ini memiliki gerakan – gerakan yang khas seperti gerakan yang semangat dan dinamik yang mampu membuat orang menjadi senang dan gembira kalau melihat tarian ini
LAGU DAERAH PAPUA
•Apuse
–Mengisahkan tentang perpisahan seorang cucu dengan kakek neneknya
–Apuse sendiri artinya kakek atau nenek
•Yamko Rambe Yamko
–Merupakan lagu yang energik dan terkesan menyenangkan untuk dinyanyikan
–Makna lagu ini sangat menyedihkan, bertemakan tentang peperangan
–Menceritakan pertikaian yang terjadi di dalam negeri. Di dalam lagu ini, pelantun lagu ingin menjadi bunga bangsa atau pahlawan yang rela berkorban, bahkan sampai mati untuk mempertahankan Indonesia dari para penjajah
•Amungme Ih
–Kerinduan warga Papua untuk hidup dalam perdamaian tanpa adanya kekerasan di sekitar mereka
–Lagu ini diawali dengan seruan sang kepala suku untuk berdamai dan hidup selaras dengan suku lainnya
•Akai
Bipa Mare
–Sebuah harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi kampung halaman
•Sajojo
–Berkisah tentang perempuan cantik dari desa yang dicintai ayah dan ibu, serta para laki-laki desa
–Perempuan yang didamba laki- laki untuk bisa berjalan-jalan bersamanya
•E
Mambo Simbo
–Kisah seorang ayah yang kehilangan anaknya bernama Mambo. Sang ayah pergi keluar masuk kampung mencari sang anak hingga menemukannya di tengah hutan. Pertemuan yang kemudian dirayakan dengan penuh suka cita dengan menari dan bernyanyi
Senjata Daerah Papua
•Pisau Belati
–Pisau belati terbuat dari tulang burung Kasuari yang dihiasi oleh bulu burung Kasuari
–Fungsi Pisau Belati
•Untuk berburu
•Untuk perlindungan diri
•Busur dan Panah
–Busur tersebut dari bambu atau kayu
–Tali Busur terbuat dari rotan
–Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru
–Fungsi Busur dan Panah
•Untuk berburu
•Untuk berperang
Makanan Khas Papua
•PAPEDA
•Papeda
adalah makanan yang berupa bubur
sagu khas Papua
•Makanan ini biasanya disajikan dengan
ikan tongkol atau mubara
yang dibumbui dengan
kunyit
•Papeda berwarna putih
dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar
•Di dalam makanan ini
terdapat serat yang banyak, rendah kolesterol dan bernutrisi.
•Ikan Bungkus
•Ikan
bungkus ini dibuat dari dua bahan yaitu ikan laut dan daun talas sebagai
pembungkus
•Bumbu
khas yang digunakan hanya garam untuk memberikan rasa asin
dan menghilangkan getah pada daun talas yang digunakan
•Dalam
pembuatanya, pertama ikan dibersihkan. Kemudian dimasukkan kedalam
daun talas dan ditutup.
Terakhir dibakar diatas api kecil
hingga masak. Lalu diangkat dan disajikan.
•Aunu Senebre
•Aunu senebre merupakan campuran ikan teri dan nasi yang dibubuhi oleh daun talas
•Daun talas berguna untuk mempergurih makanan
•Aunu senebre biasa disantap dengan papeda
•IKAN
BAKAR MANOKWARI
•Ikan bakar ini sering ditemukan di daerah Manokwari
•Sebagian besar ikan yang digunakan ialah ikan tongkol
•Tak hanya disajikan dengan kecap, ikan bakar Manokwari lebih mantap apabila dilumuri sambal
•Sate Ulat Sagu
•Ulat ini sering dijumpai pada batang batang sagu yang sengaja dibiarkan membusuk
•Bagi orang Papua ulat ini adalah camilan
•Ulat ini mengndung banyak protein dan dapat dijadikan sate atau dimakan mentah
•Martabak Sagu
•Martabak
ini terbuat dari sagu yang dihaluskan kemudian digoreng dan diberi gula
merah
•Martabak Kabupaten Fakfak ini berbeda dari martabak pada umumnya
•Hal
yang paling membedakan adalah bahan pokoknya, sagu
•Rasa
makanan khas ini cukup enak dan manis
•UDANG SELINGKUH
•Udang selingkuh sering kali ditemukan di daerah Wamena, Papua Barat
•Udang ini dikatakan selingkuh karena ia memiliki badan udang tetapi capitnya seperti kepiting
•Cara
memasak udang ini bermacam macam, bisa digoreng atau dipanggang
ADAT DAN TRADISI
•TRADISI BAKAR BATU
•Tradisi Bakar Batu merupakan ritual memasak bersama-sama warga satu kampung
•Tujuan tradisi bakar batu
–Untuk bersyukur
–Bersilaturahim (mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku)
–Untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang
•Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan, seperti di Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, dan Yahukimo
•Disebut Bakar Batu karena benar-benar batu dibakar hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang akan dimasak.
•Adat Menghormati Nenek Moyang
•Untuk menghormati nenek moyangnya, Suku Dani membuat lambang nenek moyang yang disebut Kaneka
•Selain itu, juga adanya Kaneka Hagasir yaitu upacara keagamaan yang berfungsi :
–Untuk mensejahterakan keluarga masyarakat
–Untuk mengawali dan mengakhiri perang
•Tradisi Potong Jari
•Melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarga yang meninggal
•Bila ada anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia, Suku Dani diwajibkan memotong jari mereka
•Memotong jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang kehilangan anggota keluarganya
•Pemotongan jari juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah ‘terulang kembali’ malapetaka yang telah merenggut nyawa seseorang di dalam keluarga yg berduka
•Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai simbol kerukunan, kesatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Alasan lainnya adalah “Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik” atau pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu marga, satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya.
•Tradisi potong jari di Papua dapat dilakukan dengan berbagai banyak cara
–Menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak, atau parang
–Menggigit ruas jarinya hingga putus, mengikatnya dengan seutas tali sehingga aliran darahnya terhenti dan ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakukan pemotongan jari
•Tradisi Mandi Lumpur
•Tradisi lain dalam upacara berkabung adalah mandi lumpur
•Mandi lumpur dilakukan oleh anggota atau kelompok dalam jangka waktu tertentu
•Mandi lumpur mempunyai arti bahwa setiap orang yang meninggal dunia telah kembali ke alam. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke tanah
•Upacara Tanam Sasi
–Di
suku Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam Sasi, sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian upacara kematian
–Sasi ditanam 40 hari setelah hari kematian seseorang dan akan dicabut kembali setelah 1.000 hari
•Budaya suku Komoro
–Budaya suku Komoro di Kabupaten Mimika membuat genderang dengan menggunakan darah
•Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya yang gemar melakukan perang – perangan, yang dalam bahasa Dani disebut Win
–Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya yang gemar melakukan perang – perangan, yang dalam bahasa Dani disebut Win
Alat Musik Tradisional
•Tifa
•Alat musik tradisional dari Indonesia Timur khususnya Maluku dan Papua
•Terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit binatang ( kulit rusa )
•Tifa dimainkan dengan cara dipukul
•Macam Tifa :
–Tifa Jekir
–Tifa Dasar
–Tifa Potong
–Tifa Jekir Potong
–Tifa Bas
•Alat musik tifa digunakan untuk mengiringi tarian perang
•TRITON
•Alat musik tradisional dari Papua yang terbuat dari kulit kerang
•Triton
dimainkan dengan cara ditiup
•Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Ampat
•Manfaat Triton
–Untuk sarana komunikasi atau sebagai alat panggil / pemberi tanda
–Sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional
•Pikon
•Alat musik tradisional yang terbuat dari tanaman sejenis bambu
•Alat musik ini dibunyikan dengan cara ditiup
•Pikon berasal dari bahasa Baliem yaitu dari kata Pikonane yang berarti alat musik bunyi
•Pikon yang ditiup sambil menarik talinya hanya akan mengeluarkan nada-nada dasar, berupa do, mi, dan sol
siapa saja yang pancasilais, siapa saja yang mencintai tanah air, tidak peduli darimana ia berasal, tetapi di mana kaki berpijak, di sana langit dijunjung, orang seperti itulah yang disebut pribumi. Meskipun orang lahir dan besar di Indonesia, jika mereka tidak mencintai Indonesia, mereka tidak pantas menyandang gelar pribumi. -John Lie
find out the pptx below
laisser une trace <3
No comments:
Post a Comment