Look at this!

Friday, September 4, 2020

Business Culture Shock di Amerika Serikat

1.      Persaingan Bisnis

          Amerika menganut paham liberal. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran seseorang dilihat dari tingkat jabatan dan kekayaannya. Oleh karena itu, setiap individu bersaing untuk mendapatkan jabatan dan kekayaan. Monopoli adalah praktik bisnis yang wajar.

2.      Tata Busana

          Tata busana di Amerika bergantung pada daerah, pekerjaan, posisi, dan peraturan perusahaan. Pada pertemuan pertama, biasakan menggunakan setelan bisnis klasik. Perbedaan cara berpakaian dalam sebuah rapat adalah hal yang biasa.

3.      Sambutan dan Sapaan

          Untuk menyapa, orang Amerika berjabat tangan singkat dengan penuh keyakinan disertai dengan eye-contact. Ekspatriat diharapkan berjabat tangan dengan semua orang yang ada di pertemuan. Setelah berjabat tangan, biasakan untuk mengambil jarak karena orang Amerika tidak nyaman dengan posisi yang berdekatan. Saat pertama kali bertemu, gunakan nama keluarga dari rekan bisnis hingga mereka meminta menggunakan nama depan. Ketika memperkenalkan orang lain, gunakan panggilan (Mr./Mrs./Ms.) disertai dengan jabatannya.

4.      Kartu Bisnis

          Umumnya, kartu bisnis diberikan jika hendak bertukar informasi kontak. Biasanya, kartu bisnis diberikan secara kasual. Biasakan untuk tidak merasa terhina jika kartu bisnis Anda hanya dilihat sekilas dan disimpan dalam dompet.

5.      Penggunaan Waktu

          Di Amerika, ketepatan waktu menunjukkan kesopanan. Orang Amerika akan bekerja tepat waktu, cepat, dan sesuai dengan agenda.

6.      Rapat

          Saat rapat, hadir tepat waktu atau sedikit lebih awal menunjukkan profesionalitas. Rapat bisa bergaya kasual, tapi tetap serius. Rapat biasa dimulai dengan pembicaraan kecil. Jika dilakukan saat makan, segera lakukan diskusi setelah makanan dipesan. Orang Amerika akan berpendapat secara langsung. Menyela pembicaraan dianggap sebagai hal yang biasa. Mereka berharap semua orang berpartisipasi dalam rapat. Mereka merasa nyaman dengan adanya konflik, ketidaksetujuan, kritikan, dan penolakan.

7.      Negosiasi

          Saat bernegosiasi, orang Amerika akan menyatakan posisinya di awal. Mereka tidak nyaman dengan keheningan dan akan berusaha melakukan percakapan. Dalam bernegosiasi, semua orang diharapkan berargumen berdasarkan fakta dan data. Mereka cenderung cepat melakukan persetujuan. Tujuan dari negosiasi adalah untuk menandatangani kontrak. Biasakan untuk memahami kontrak secara detail. Ketika terjadi perselisihan, kontrak menjadi dasar pengambilan keputusan. Dalam negosiasi kontrak, mintalah bantuan hukum dari pengacara Amerika.

8.      Relasi Bisnis

          Orang Amerika cenderung bersahabat. Mereka berfokus pada kesepakatan, bukan hubungan. Hubungan dibangun seiring berjalannya bisnis. Ketika kesempatan bisnis menguntungkan, orang Amerika akan segera melakukan kesepakatan. Impresi, keramahan, kredibilitas, dan antusias berpengaruh pada kesepakatan bisnis. 

9.      Gaya Kepemimpinan

            Dalam berbisnis, Amerika mengedepankan komitmen untuk maju. Ketepatan waktu, kerja sama tim, aturan yang tegas, dan pemimpin yang dapat menerima aspirasi bawahan menunjang pelaksanaan bisnis di Amerika.

Tuesday, August 11, 2020

Business Culture Shock di Jepang

1.      Membangun Relasi

Orang Jepang menekankan kesopanan, kemanusiaan, dan hubungan baik dalam bekerja. Mereka ingin mengetahui dan memercayai seseorang sebelum berbisnis dengannya. Relasi dapat dibangun melalui pertemuan informal, seperti makan dan minum bersama.

 

2.      Tata Busana

Pebisnis Jepang cenderung menggunakan pakaian formal. Pria menggunakan jas gelap, kemeja putih, dasi, dan tidak menggunakan perhiasan, kecuali jam tangan dan cincin pernikahan. Wanita menggunakan terusan dengan warna soft.

 

3.      Nama

Di Jepang, nama keluarga dipanggil terlebih dahulu sebelum nama depan. Umumnya, nama keluarga diikuti dengan akhiran –san yang berarti Mr., Mrs., atau Ms. Akan tetapi, saat ekspatriat mengenalkan diri, jangan menambahkan akhiran –san. Biasakan memanggil rekan bisnis dengan nama keluarga sampai mereka meminta untuk memanggil dirinya dengan nama depan.

 

4.      Sambutan dan Sapaan

Dalam berbisnis, salam dan hormat dilakukan dengan menunduk sebesar 30° hingga 45°. Menunduk dilakukan atas inisiatif bawahan. Saat menunduk, pria meletakkan tangannya di samping tubuh. Sedangkan wanita menyilangkan tangannya pada pangkal paha. Jangan melakukan tatap mata ketika memberi salam. Hal ini dianggap sebagai tingkah laku buruk dan agresif. Saat memberi salam, berilah salam pada orang dengan jabatan tertinggi dan diikuti dengan orang tertua.

 

5.      Kartu Bisnis (Meishi)

Pertukaran kartu bisnis dilakukan pada pertemuan pertama. Meishi berisi gelar dan jabatan seseorang dalam perusahaan. Ketika memberikan kartu bisnis sambil berdiri, berikan dengan kedua tangan dan terima kartu bisnis rekan kerja sambil menunduk. Setelah menerima, lihat nama dan gelar rekan bisnis sebelum menyimpannya di kantong. Saat menerima meishi sembari duduk, letakkan kartu bisnis di meja berdasarkan urutan jabatan selama rapat berlangsung.

 

6.      Rapat

Agenda utama rapat adalah proses laporan. Saat rapat, jarang terjadi diskusi yang memanas. Rapat cenderung berjalan dengan tenang dan lancar. Prinsip ini dilatarbelakangi oleh budaya nemawashi, yaitu proses membentuk kesepakatan yang didahului dengan konsultasi pihak-pihak terkait sebelum pengambilan keputusan akhir. Proses ini terjadi sebelum rapat dilaksanakan.

 

7.      Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lama karena dilakukan secara struktural sesuai dengan tingkatan manajerial. Dengan melibatkan banyak pertimbangan dan analisis, keputusan yang diambil lebih akurat dan stabil.

 

8.      Usia dan Status

Dalam budaya Jepang, usia dan status seseorang harus dihormati. Orang Jepang merasa nyaman bila berinteraksi dengan rekan sebaya. Status ditentukan oleh peranan dalam organisasi, latar belakang pendidikan, dan pernikahan.

 

9.      Pelayanan

Secara umum, perusahaan Jepang memiliki prinsip mengutamakan pelanggan di atas segalanya (client first). Bagi mereka, konsumen adalah raja. Prinsip ini juga berlaku bagi perusahaan Jepang yang berada di luar Jepang.

Tuesday, July 14, 2020

Business Culture Shock di Britania Raya (United Kingdom)


Berbisnis di negeri orang sering kali menjadi hal yang menakutkan. kegiatan bisnis ini bahkan bisa menjadi kesalahan fatal jika kita tidak memahami dengan sungguh-sungguh bagaimana budaya bisnis di negara tujuan. Nah kali ini, kita akan membahas beberapa budaya bisnis di Britania Raya. Yuk, kita cermati. 
1.      Pertemuan Pertama
          Kontak pertama dilakukan dengan mengirim e-mail kepada orang yang dituju dengan menggunakan nama lengkap, asal departemen, tujuan yang spesifik, dan bahasa yang formal. E-mail dikirim beberapa hari sebelum pertemuan agar rekan bisnis dapat memahami apa yang akan dibahas dalam pertemuan.
2.      Tata Busana
          Cara berpakaian di Britania Raya masih tergolong kaku. Pria mengenakan setelan jas, kemeja putih/bergaris/warna, dasi, dan sepatu hitam. Wanita mengenakan setelan jas yang dikombinasikan dengan celana panjang bahan atau rok dan sepatu hak tinggi. Mode berpakaian pada hari Jumat cenderung lebih kasual. Kaus, jeans, dan setelan kasual boleh digunakan untuk pekerjaan semiformal.
3.      Sambutan dan Sapaan
          Tatapan mata dan jabatan tangan singkat dengan penuh keyakinan dilakukan untuk menyapa seseorang. Ketika bertemu lawan jenis, wanita mengulurkan tangan terlebih dahulu. Jika rekan bisnis memperkenalkan diri sebagai Mrs. atau Mr. dengan disertai nama keluarga, gunakan sebutan ini hingga diminta menggunakan nama depan. Dalam berkomunikasi, orang Britania Raya suka bergurau dan berironi. Sindiran halus juga sering digunakan untuk menekankan sesuatu secara sopan.
4.      Kartu Bisnis
          Kartu bisnis biasa ditukarkan di awal pertemuan pertama. Kartu ini berisikan nama dan jabatan seseorang dalam perusahaan tanpa mencantumkan gelar.
5.      Struktur Hierarkis
          Perusahaan di Britania Raya memiliki struktur bisnis yang hierarkis. Meskipun instruksi atasan dapat dianggap sebagai permintaan atau saran, manajer tetap bertindak tegas. Seorang manajer harus memiliki kemampuan untuk mengontrol dan memimpin tim, serta memiliki hubungan yang baik dengan bawahannya.
6.      Penggunaan Waktu
          Ketepatan waktu adalah hal yang penting. Meskipun orang Britania Raya sering terlambat pada kegiatan informal, jadwal rapat harus berjalan sesuai rencana. Sebaiknya, ekspatriat hadir tepat waktu atau datang lebih awal pada pertemuan dengan rekan bisnis. Keterlambatan menunjukkan ketidakprofesionalan kerja. Jika terlambat, ekspatriat harus menginformasikannya dan meminta maaf.
7.      Rapat
          Agenda rapat diberitahukan beberapa hari sebelum rapat. Rapat dimulai dengan perbincangan singkat. Dalam hal ini, masalah pribadi tidak patut diperbincangkan. Diskusi bisa terjadi secara informal, tetapi harus berjalan sesuai agenda. Masalah di luar agenda dapat dibahas di akhir rapat. Karena masyarakat Britania Raya berorientasi pada tugas, setiap partisipan rapat biasanya akan meninggalkan rapat setelah menerima tugas tertentu.
8.      Negosiasi
          Orang Britania Raya bersifat keras dan memiliki kemampuan bernegosiasi yang tinggi. Pada saat negosiasi, sikap tenang dan sopan sangatlah penting. Kebanyakan pebisnis Britania Raya mengikuti pendekatan rasional dan pragmatis. Oleh karena itu, saat berargumen, berikan fakta dan data yang jelas. Tawaran yang diberikan harus menekankan win-win solutions. Mereka berhati-hati dan tidak tegesa-gesa dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, keputusan akhir tidak akan dibuat pada pertemuan pertama. Umumnya, saat rekan bisnis tertarik dengan tawaran yang diajukan, mereka akan mengundang makan bersama.
9.      Pemberian Hadiah
          Memberikan hadiah merupakan hal yang tidak terlalu penting untuk dilakukan. Beberapa perusahaan bahkan dihimbau untuk tidak menerima segala macam pemberian. Akan tetapi, ketika mendapatkan hadiah, ekspatriat perlu membalasnya dengan hadiah yang tidak terlalu mahal ataupun terlalu murah. Jika terlalu mahal, mereka akan menganggapnya sebagai suapan. Jika terlalu murah, mereka akan menganggapnya sebagai hinaan. Hadiah yang cocok diberikan kepada rekan bisnis antara lain kartu ucapan, bolpen, buku, dan sovenir dari negara asal.
10.  Makan dan Minum
          Kolega bisnis biasa menikmati acara makan dan minum bersama pada hari Jumat malam. Akan tetapi, mereka tetap memisahkan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Undangan untuk datang ke rumah seseorang merupakan bentuk simpati dan kasih sayang yang jarang terjadi di antara rekan bisnis.

Tuesday, July 7, 2020

Konsep Manusia Agama Kristen

Manusia terdiri dari dua elemen yakni tubuh dan jiwa. Pandangan ini didasarkan pada Kejadian 2:7; Matius 10:28, Yakobus 2:26. Jiwa menggambarkan bagian yang tidak kelihatan, sedangkan tubuh adalah bagian yang kelihatan. Menurut kekristenan, manusia memiliki pengetahuan yang benar (true knowledge), keadilan yang benar (true righteousness), dan kekudusan yang benar (true holiness). Manusia dengan sengaja telah melanggar perintah Allah sehingga jatuh dalam dosa dan telah merusak perjanjian dengan Allah. Akibatnya, manusia tidak dapat berbuat baik, bahkan cenderung berbuat yang jahat dan tidak mampu menyelamatkan dirinya dari hukuman kekal. Dalam kekristenan, konsep manusia dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini.
1.      Manusia adalah ciptaan Allah secara langsung.
            Kebenaran ini dinyatakan melalui beberapa bukti internal yang tak terbantahkan dari Alkitab tentang penciptaan.
a.     Kejadian 1:26
Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita..."
b.     Kejadian 1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
c.     Kejadian 2:7
“... ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup"
d.     Kejadian 2:18
Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia"
e.     Kejadian 2:21-22
"Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan...”

2.      Manusia diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah (Imago Dei)
            Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Artinya, manusia diciptakan menyerupai Allah atau mirip dengan Allah, tetapi bukan Allah. Pengertian ini menunjukkan mengenai hubungan antara Allah dan manusia, antara Pencipta dan mahkota ciptaan-Nya, bahkan menunjukkan hubungan yang erat antara Bapa dengan anak-anak-Nya. Sebagaimana Allah, manusia adalah makhluk yang rasional (memiliki akal budi) dan emosional (memiliki perasaan). Allah memiliki pikiran yang cerdas dan bijaksana. Pikirannya tak terselami, jalan-jalan-Nya dan rencana-Nya jauh lebih tinggi dari rencana manusia. Allah juga emosional, berduka melihat manusia hidup dalam dosa dan senang melihat manusia bertobat.
a.     Kejadian 1:26
Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita."
3.      Manusia adalah Mandataris Allah
a.     Kejadian 1:28
Manusia diberi kuasa atas alam semesta. Allah mempercayakan kepada manusia tugas dan tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan, memenuhi dan menaklukkan bumi, serta berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, serta segala binatang yang merayap di bumi.
b.     Kejadian 2:15
Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman tersebut. Dengan kata lain, Allah memberi mandat kepada manusia untuk mengusahakan serta memelihara alam semesta.
4.      Manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia di atas seluruh ciptaan yang lain.
            Manusia merupakan mahkota ciptaan atas segenap spesies lainnya.
a.     Kejadian 1:26
Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi".
b.     Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka "Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi"
5.      Memiliki Kehendak Bebas
            Penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah menempatkan manusia sebagai mahkota ciptaan yang mulia dan sempurna di antara segenap ciptaan-Nya. Namun, kemuliaan dan kesempurnaan itu menjadi sirna tatkala Adam dan Hawa menyalahgunakan kehendak bebas yang diberikan Allah kepada mereka. Kehendak bebas itu meliputi aspek berikut di bawah ini.
a.     Kemerdekaan untuk mengikuti jalan ketaatan yang menuju kepada kehidupan atau mengikuti jalan ketidaktaatan yang membawa kepada kematian. Kemerdekaan artinya tidak ada seorangpun yang dapat memaksakan suatu pilihan bagi manusia, termasuk Iblis. Iblis hanya mampu mencobai manusia dengan membujuk mereka melakukan apa yang diinginkan oleh hati mereka.
b.     Kemampuan untuk memilih yang baik dari yang jahat. Kuasa ini akhirnya musnah setelah kejatuhan dalam dosa oleh karena manusia memilih yang jahat.
Ada dua akibat yang terjadi karena penyalahgunaan kehendak bebas, yaitu.
a.     Kehilangan kemerdekaan (budak dosa)
            Kemerdekaan yang sebenarnya adalah ketika kita hidup dalam jalan ketaatan kepada Allah. Pada saat kita mengikuti keinginan hati kita yang bertentangan dengan perintah Allah, kita menjadi tidak merdeka atau menjadi budak dari keinginan kita yang berdosa.
b.     Manusia hanya mampu untuk memilih apa yang jahat (total inability) - Roma 3:23.
            Karnea menjadi budak dosa, kecenderungan hati manusia sangat sulit dan mustahil untuk bisa seturut kehendak Allah, kecuali manusia itu telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus yang memampukan kecenderungan hatinya untuk melakukan kehendak Allah.


            Berkaitan dengan proses penciptaan dan hakikat manusia, kekristenan tidak memercayai pandangan dan keyakinan di bawah berikut.
1.      Manusia adalah hasil dari suatu evolusi.
            Manusia bukanlah spesies makhluk hidup yang merupakan hasil dari perkembangan atau perubahan dari suatu spesies yang lebih rendah menjadi spesies baru yang tingkatan, derajat, dan martabatnya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Manusia bukan berasal dari spesies binatang menyusui yang berbudaya, beradab, dan berjalan sebagaimana yang diajarkan oleh teori evolusi yang dipopulerkan oleh Charles Darwin dalam bukunya The Origin of Species.
2.      Manusia adalah ciptaan atau turunan para dewa/i
                         Manusia bukanlah ciptaan dewa (misalnya manusia diciptakan oleh dewa Brahma) atau keturunanan dari hasil perkawinan para dewa/i (misalnya keturunan dewi Amaterasu O Mikami dalam keyakinan bangsa Jepang).

Konsep Allah Agama Kristen

            Dalam kekristenan, keberadaan atau realitas tertinggi adalah Allah. Berikut ini adalah konsep Allah menurut kekristenan.
1.      Tritunggal
            Allah adalah satu-satunya Allah yang hidup dan benar, yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi, yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ketiga Pribadi ini sama dalam substansi-Nya, setara dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. Ketiga-Nya tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Ke-Tritunggalan Allah bukanlah sebuah pernyataan tanpa dasar, melainkan didasarkan kepada Alkitab sebagai Firman Allah. Alkitab menjelaskan ke-Tritunggalan Allah secara tidak langsung melalui kehadiran ketiga pribadi ini. Di dalam Matius 3:16-17, sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu, terdengarlah suara dari surga yang mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”. Pada peristiwa pembaptisan Yesus ini, ketiga pribadi Allah nampak secara bersama-sama, yaitu: Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, yang tampak seperti burung merpati. Ke-Tritunggalan Allah menyatakan keesaan Allah dan keunikan Pribadi dari masing masing Allah. Allah yang Esa karena ketiga-Nya adalah Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Unik karena ketiga pribadi ini bekerja dan memanifestasikan diri-Nya secara berbeda. Gambaran hubungan Allah Tritunggal dapat digambarkan dengan analogi sebagai berikut.

            Perisai Tritunggal/Scutum Fidei/perisai iman adalah sebuah simbol visual Kristen yang menjelaskan Allah Tritunggal. Bukti lain tentang konsep ke-Tritunggalan Allah ada pada Matius 28:19, Yohanes 10:30, I Petrus 1:2, dan I Yohanes 5:7.
2.      Kekal
            Alkitab memberikan penegasan bahwa Allah itu ada atau eksis. Allah ada bukan karena disebabkan oleh sesuatu atau penyebab lain. Allah ada karena Dia adalah keberadaan itu sendiri. Dia merupakan penyebab utama dari segala sesuatu. Dia adalah sumber dari segala yang ada. Allah tidak tergantung kepada apapun dan kepada siapapun. Keberadaan Allah itu kekal dan sempurna, tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Keberadaan Allah bukanlah hasil dari suatu pemikiran tentang Allah atau sebuah pengakuan iman yang buta tanpa keyakinan yang jelas. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui Firman-Nya. Keberadaan Allah dibuktikan melalui beberapa hal di bawah ini.
a.     Melalui Firman-Nya (Kejadian 1:1, Yohanes 1:1)
b.     Melalui alam semesta (Kejadian l:1-2; 7, Mazmur 8:3-4; 19:1-4)
c.   Melalui hati nurani (Mazmur l0:3-4; 14:1; 53:1 bandingkan dengan Roma 1:19-20)
d.    Melalui kesaksian internal Roh Kudus dalam hati orang percaya (Roma 8:15-16, Galatia 4:5-7)
e.  Melalui kesaksian para nabi dan rasul (Keluaran 3:4-7, 1 Samuel 3:10-11, Mazmur 19:1-2, Kisah Para Rasul 7:55-56; 14:17).
3.      Pencipta Segalanya
            Allah adalah pencipta yang berdaulat dan pemelihara segala sesuatu. Allah tidak terbatas dalam kuasa, hikmat, keadilan, kebaikan, dan kasih-Nya. Segala sesuatu dalam alam semesta ini berpusat pada kedaulatan Allah, serta berada dalam pengaturan dan pengontrolan tertinggi dari Allah Tritunggal. Kejadian 1-2 menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta segala isinya. Kenyataan bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta dengan isinya dan manusia juga diperkuat dengan kesaksian Daud dalam Mazmur 102:25-27. Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kedaulatan kehendak-Nya untuk kemuliaan dan keagungan diri-Nya. Ia menciptakan segala sesuatu dengan rencana dan tujuan, sesuai dengan apa yang diinginkan dan dikehendaki-Nya.
4.      Kasih
            Allah tidak saja menciptakan alam semesta ini dan membiarkan begitu saja sebagaimana paham Deisme (paham yang menyatakan bahwa Allah menciptakan dunia dan membiarkan dunia berjalan sebagaimana mestinya. Allah tidak campur tangan dalam kehidupan manusia dan tidak terlibat dalam pengaturan sejarah dunia) atau Panentheisme (paham yang menyatakan bahwa setelah Allah menciptakan dunia, Allah tidak lagi sanggup untuk mengaturnya. Allah menjadi Allah yang terbatas dan tetap di dalam dunia). Allah yang diyakini dan dipercaya di dalam kekristenan adalah Allah yang menciptakan, mengatur, dan secara aktif memelihara seluruh alam semesta (providensi) sesuai dengan kedaulatan kehendak-Nya. Allah memberikan kepastian keselamatan kepada orang-orang pilihan-Nya di dalam Kristus Yesus. Ia telah menetapkan sebagian orang menerima anugerah keselamatan dan membiarkan yang lain tetap binasa di dalam dosa sebelum dunia dijadikan. Pemeliharaan Allah atas alam semesta beserta dengan segala isinya nyata dalam.
a.  Pemeliharaan Allah atas ciptaan-Nya (Kejadian 41:32, Keluaran 9:26, Ayub 37:6-13; 38:12, Yesaya 40:12, Amos 4:7, Nahum 1:3, Matius 5:45, Kisah Para Rasul 14:17)
b.     Pemeliharaan Allah atas dunia (Mazmur 104:21, Matius 10:29)
c.   Pemeliharaan Allah atas bangsa-bangsa (Yosua 21:44, Mazmur 33:10, Daniel 2:21; 4:17, Yesaya 40:15, Amos 3:6)
d.  Pemeliharaan Allah menyangkut hidup manusia (Mazmur 139:16, Amsal 20:24, Yeremia 1:5; 10:23, Matius 6:11, Kisah Para Rasul 17:28, Galatia 1:15, Filipi 4:19)
            Allah dalam kekristenan digambarkan sebagai berikut di bawah ini.
1.      Gembala yang baik (Yohanes 10:11)
            Sebagai Gembala yang baik, Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia, domba-domba-Nya, sehingga manusia tidak mengalami kebinasaan.
2.      Pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1)
            Yesus adalah pokok anggur yang benar dan manusia adalah rantingnya. Sebagai pokok anggur, Yesus ingin menyatakan bahwa Dialah sumber hidup. Jika manusia melekat pada Yesus, manusia akan berbuah. Tanpa Yesus, manusia tidak dapat berbuat apa-apa.
3.      Sahabat (Yohanes 15:14)
            Yesus adalah sahabat manusia. Ia adalah sosok Allah yang tidak akan pernah meninggalkan manusia, baik dalam keadaan susah maupun senang. Dia adalah satu-satunya harapan manusia.
4.      Bapa (Lukas 15:32)
            Allah orang Kristen digambarkan sebagai Allah yang memiliki relasi Bapa-anak dengan manusia. Sebagai Bapa, Ia mengasihi anak-anak-Nya dan selalu memberikan yang baik kepada anak-anak-Nya. Bapa juga mengampuni kesalahan anak-anak-Nya.
5.      Tuan (Kolose 3:24)
            Dalam kekristenan, Allah adalah Tuan dan manusia adalah hamba-Nya. Sebagai hamba, manusia harus siap menerima perintah-Nya. Manusia harus mempertanggungjawabkan hidup-Nya kepada Allah, Sang Pemberi Hidup.
6.      Mempelai Pria (Lukas 5:34)
            Kekristenan memercayai Kristus sebagai Mempelai Pria dan manusia sebagai mempelai wanita. Sebagai mempelai Kristus, manusia dituntut untuk menjaga kekudusan hidup dan menjaga kesetiaan sambil menantikan kedatangan Kristus untuk menjemput mempelai wanita.


Sejarah Agama Kristen


Agama Kristen berasal dari Yerusalem, Israel. Istilah Kristen dipakai untuk menyebut orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sejarah kekristenan terbagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode kehidupan Yesus, gereja mula-mula, gereja di bawah Kekaisaran Romawi, gereja pada abad pertengahan, gereja pada awal mula Eropa, masa reformasi Protestan, gereja pada abad penjelajahan dan abad penerangan, serta gereja modern.
1.      Kehidupan Yesus.
            Periode ini dimulai ketika Yesus lahir, yaitu pada tahun 4 SM. Ia dikandung daripada Roh Kudus dan lahir dari anak dara Maria di Kota Betlehem, Yudea. Ia bertumbuh dewasa di Nazaret, Galilea. Saat berumur 30 tahun, Yesus memulai pelayanan-Nya bersama dengan keduabelas rasul yang dipilih-Nya. Ia memberitakan Injil keselamatan dan melakukan berbagai mukjizat, seperti mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Pada usia-Nya yang ke-33, Yesus dihukum mati di atas kayu salib karena ajaran Yesus dianggap bertentangan dengan ajaran Yahudi. Ia disalibkan bersama dengan dua penjahat di Bukit Golgota. Setelah mati, Yesus dikuburkan di dalam gua batu. Pada hari yang ketiga, Ia bangkit dari antara orang mati dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Ia memberi tugas kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil Keselamatan dan Ia menjanjikan datangnya Roh Kudus untuk menuntun para murid. Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga dengan disaksikan oleh banyak orang. Kelima peristiwa penting dalam kehidupan Yesus menjadi intisari kekristenan.
2.      Gereja Mula-Mula
            Sepuluh hari setelah kenaikan Yesus Kristus, Roh Kudus turun atas para rasul. Hari ini diperingati sebagai hari Pentakosta. Roh Kudus yang turun atas para rasul memberi keberanian bagi mereka untuk memberitakan Injil Keselamatan. Pada waktu itu, Petrus, satu di antara keduabelas rasul, berkhotbah dan 3000 jiwa memberi diri dibaptis. Orang-orang yang menerima perkataan Petrus dan memberi diri dibaptis inilah yang disebut sebagai jemaat perdana atau gereja mula-mula. Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan. Pada masa inilah, gereja resmi dimulai. Gereja sendiri merupakan kata serapan Portugis (igreja), yang berasal dari bahasa Yunani (εκκλησία). Ekklêsia berarti dipanggil keluar. Jadi, Gereja tidak hanya berbicara tentang gedung. Gereja juga merujuk pada kumpulan orang percaya yang dipanggil ke luar dari kegelapan menuju terang. Pada masa ini, pemberitaan Injil terus dilakukan oleh para rasul. Tidak lama kemudian, pembaptisan keluarga Kornelius, keluarga non-Yahudi, mengakibatkan pintu gereja terbuka bagi orang-orang non-Yahudi lainnya. Paulus, yang dahulu sempat menjadi penganiaya gereja, turut mengabarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Pada masa pemberitaan Injil ini, orang Kristen mengalami penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Kekaisaran Romawi membenci dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua orang agar mereka tidak takut kepada pemerintahan duniawi yang sementara, melainkan takut kepada pemerintahan surgawi yang akan datang kelak. Ajaran ini mengakibatkan Kaisar Nero meganiaya, membunuh, memenjarakan, hingga menjadikan orang Kristen sebagai umpan singa di Colloseum. Banyak orang Kristen dan murid-murid Yesus yang mati menjadi martir. Kendati demikian, penganiayaan yang dialami oleh gereja mula-mula tidak menyurutkan niat gereja untuk berkembang. Sebaliknya, pertambahan jumlah orang percaya semakin meningkat.
3.      Gereja di Bawah Kekaisaran Romawi
            Pada tahun 313 M, Kaisar Konstantinus I mendapatkan penglihatan Salib Kristus. Ia bertobat dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi. Kaisar Konstantinus I ini bahkan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas. Pada periode ini, kepausan mulai berkembang. Orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu. Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi (proses menyusun kitab-kitab dalam Alkitab untuk diakui sebagai Firman Allah yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan manusia secara universal). Pada masa ini pula, agama dan politik mulai bercampur menjadi satu.
4.      Gereja pada Abad Pertengahan
            Pada tahun 476 M, Romulus Agustus dijatuhkan dari takhta kekaisaran. Periode ini ditandai dengan kemunduran moral gereja. Selama abad pertengahan, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan. Paus hidup seperti raja dan menjadi pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan. Pada masa ini, Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam di dunia politik yang kotor. Akibatnya, korupsi dan ketamakan terjadi dalam kepemimpinan gereja.
5.      Gereja pada Awal Mula Eropa
            Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat pada tahun 800-an. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat berada di bawah kekuasaan Kaisar Karel Agung yang beragama Kristen. Pada masa ini, misionaris dikirim ke Eropa Timur dan Rusia. Perbaikan nilai-nilai gereja juga mulai dilakukan oleh para biarawan. Pada periode ini, terjadi perang salib yang didukung oleh Gereja Katolik. Perang ini dilakukan atas dasar semangat reconquesta, yaitu untuk merebut kembali wilayah Spanyol dari kaum Muslim. Selain itu, pada periode ini, terjadi perpisahan antara Gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan Gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil. Masa ini berakhir dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki Usmani.
6.      Reformasi Protestan
            Reformasi protestan lahir sebagai upaya untuk mereformasi Gereja Katolik yang mengajarkan doktrin-doktrin palsu dan melakukan malapraktik gerejawi. Gerakan reformasi ini diprakarsai oleh Martin Luther dan dilanjutkan oleh John Calvin, Ulrich Zwingli, dan reformator Protestan lainnya. Reformasi diawali dengan kritikan Martin Luther terhadap penjualan indulgensi (surat penebusan dosa) dan praktik simoni (penjualan jabatan rohani). Pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther memakukan 95 Dalil mengenai Kuasa dan Efikasi Indulgensi pada pintu Gereja Semua Orang Kudus di Wittenberg, Jerman. Dalil ini berisi tentang kritikan Luther terhadap penjualan indulgensi, praktik simoni, kebijakan purgatorium (api penyucian), penghakiman khusus, mariologi (devosi pada Maria), perantara doa dan devosi pada orang-orang kudus, kewajiban selibat bagi rohaniwan, serta otoritas Paus. Melalui dalil-dalilnya, Martin Luther mengembalikan Alkitab sebagai satu-satunya sumber keyakinan yang benar (Sola Scriptura). Ia juga menyatakan bahwa hanya iman dalam Yesuslah yang membawa orang untuk menerima keselamatan, bukan karena perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang tersebut (Sola Fide). Martin Luther menekankan Lima Sola yang menjadi pilar dasar kekristenan, yaitu Sola Scriptura (hanya Alkitab), Sola Fide (hanya iman), Sola Gratia (hanya anugerah), Solus Christus (hanya Kristus), dan Soli Deo Gloria (segala kemuliaan bagi nama Tuhan). Selain itu, John Calvin, tokoh reformator, mengenalkan istilah TULIP sebagai poin-poin kekristenan. TULIP merupakan singkatan dari Total Depravity (kerusakan total), Unconditional Election (pemilihan tanpa syarat), Limited Atonement (penebusan terbatas), Irresistible Grace (anugerah yang tidak dapat ditolak), dan Perseverance of the Saints (ketekunan orang-orang kudus). Kehadiran tokoh-tokoh reformasi mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Alkitab pun diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Pada akhirnya, reformasi ini melahirkan berbagai jenis denominasi Protestan, seperti Lutheran, Reformed, Anglikan, dan Anabaptis.
7.      Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan
            Pada abad ke-17, penjelajah-penjelajah Eropa menjelajahi seluruh dunia. Kesempatan ini mereka gunakan untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Terkadang, penduduk asli yang mereka datangi dipaksa untuk menerima iman mereka di bawah ancaman senjata. Akan tetapi, mayoritas petobatan yang terjadi di luar Eropa merupakan jasa misionaris yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat.
8.      Gereja Modern
            Pada zaman modern ini, Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah untuk merekonsiliasi hubungan mereka yang rusak. Hal ini juga dilakukan oleh Gereja Katolik dan Lutheran. Pada zaman ini, banyak denominasi gereja yang bangkit, seperti Pentakostalisme, Karismatik, oikumenisme, dan bahkan gereja sesat. Akan tetapi, gereja Injili berdiri tegak dan berakar kuat dalam teologi Reformed.

            Sejarah Gereja di Indonesia sendiri ditandai dengan berdirinya gereja Nestorian bercorak Assiria (Gereja Timur) di Pancur (Deli Serdang) dan Barus (Tapanuli Tengah), Sumatra pada tahun 645 M. Gereja Ortodoks menjadi kelompok Kristen pertama yang hadir di Indoneia. Pada tahun 1511, Katolik Roma Ordo Karmel tiba di Aceh. Tiga belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1534, orang Portugis yang dikirim untuk melakukan eksplorasi tiba di kepulauan Maluku. Pada tahun 1546 hingga 1547, Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit, bekerja di kepulauan Maluku. Kristen Protestan dibawa oleh Belanda pada abad ke-16. Ajarannya terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Pada tahun 1960-an, akibat timbulnya paham anti-Komunis dan anti-Konfusianisme di Indonesia, banyak pengikut Komunis dan orang Tionghoa yang mengklaim dirinya sebagai orang Kristen. Pada akhirnya, banyak bangsa Tionghoa yang menerima agama Kristen. Hingga saat ini, agama Kristen merupakan agama resmi dengan populasi terbesar kedua di Indonesia.