Maju
Laskar Kumbang
Jenis Film : Drama
Pengarang : Jeremias Nyangoen
Sutradara : Ari Sihasale
Pemeran :
Amek (Yudi Miftahudin), Imbok (Ririn Ekawati), Siti (Titi Sjuman), H. Mesa
(Putu Wijaya), Zakaria (Asrul Dahlan), Alim (Lukman Sardi), Ketut (Surya
Saputra), Minun (Monica Sayangbati), Jaynadi (Fanny Fadillah), Openg (Le Roy
Osmani), Jabuk (Dorman Borisman), Idrus (Gery Puraatmadja), Rukiah (Melly
Zamri), Acan (Fachri Azhari), Umbe (Aji Santosa), Jota (Lucky Martin), Aida
(Adinda Fudia Hanamici), Dokter klinik (Nia Sihasale Zulkarnaen), Pembaca Berita
(Najwa Shihab), Jafar (Ahmad Yani), Imah (Sri Bintang), Boda (Nia Putri),
Kencor (Muhammad Darmawan), Ruslan (Zaedul Bahri), Merry (Ikbal Yamani), Heri
(Heri), Yori (Yori), Sandro (Wempi Mondong), Lani (Sri Devi), Atot (Mansyur
S.), Pedagang Pulsa (Munir), Lajo (Sudirman), Ayah Abbos (Mustafa), Pengawal
Ruslan (Teguh Macho, Jemes Fernando), Abbos (Sakti), Ibu Iyok (Siti Aminah),
Ibu Econ (Hadijah), Pemilik Kebun (Balu), Perawat 1 (Dini Maharani), Perawat 2
(Christine Gultom), Perawat 3 (Galih Marta Dinata), Perawat 4 (Agustinus
Firdie), Pasien (Olivia Cornelius), Pegawai Warung Openg (Andjar Zarkhasyih),
Stunt in Amek (Dandy), Stunt in Umbe (Roy)
Produksi : Alenia Pictures
Durasi : 105 menit
Serdadu Kumbang adalah film kelima
dari Alenia Pictures setelah keberhasilannya merilis Denias Senandung di Atas
Awan (2006), Liburan Seru (2008), King (2009), dan Tanah Air Beta (2010). Film
ini dirilis pada tanggal 16 Juni 2011. Sebuah film karya Jeremias Nyangoen yang
disutradarai oleh Ari Sihasale ini berisikan pendidikan moral yang mengajarkan
kita untuk bersyukur apapun kondisinya. Setiap ada masalah, pasti ada jalan.
Setiap ada usaha, pasti ada hasil.
Di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara
Barat, tepatnya di Desa Mantar, hiduplah seorang anak bernama Amek yang tinggal
bersama ibunya, Siti dan kakaknya, Minun. Ia mempunyai dua orang sahabat, Acan
dan Umbe. Amek dikenal sebagai anak yang jahil dan nakal. Berbanding terbalik
dengan Minun yang pintar dan rajin. Keluarga Amek hidup dalam kekurangan. Ayah
Amek, Zakaria tinggal di Malaysia.
Suatu hari, Amek membantu Ketut,
seseorang dari kota yang sepedanya mogok. Amek, Umbe, dan Acan menarik sepeda
itu dengan kuda. Sebagai balasan, Ketut mengundang sekolah Amek ke kota.
Pada suatu hari, Zakaria pulang dari
Malaysia. Ia disambut oleh banyak orang. Zakaria menjual jam palsu kepada
penjual jam. Hingga suatu saat, penjual jam mengetahuinya dan meminta ganti
rugi. Karena uangnya tidak ada, Simodeng, kuda Amek dirampas. Amek sangat
sedih, padahal ia akan mengikuti lomba berkuda. Minun, kakaknya berjanji untuk
mengambil Simodeng jika Amek lulus Ujian Nasional. Amek pun semangat dalam
belajar. Setelah menempuh Ujian Nasional, Simodeng pun kembali pada Amek.
Pada saat pengumuman kelulusan siswa
SMP, seluruh siswa tidak lulus. Minun, anak terpintar di sekolahnya pun sedih.
Ia menunggangi Simodeng menuju ke pohon cita – cita. Bermaksud untuk mengambil
botol cita – citanya, Minun pun memanjat pohon cita – cita. Ironis, ia jatuh
dari pohon itu. Amek sangat sedih mendengar kematian kakaknya. Tapi, ia bangkit
dari keterpurukannya.
Beberapa hari kemudian, Amek
mengikuti lomba berkuda. Ia keluar sebagai pemenang dalam perlombaan itu. Bukan
hanya menang dalam perlombaan berkuda, Amek juga lulus dalam Ujian Nasionalnya.
Ia sangat senang.
Suatu saat, Amek dibawa ke rumah
sakit. Ia menjalani operasi untuk memperbaiki bibirnya yang sumbing. Biaya
operasi ini ditanggung oleh Ketut. Operasi berjalan lancar dan Amek pun sembuh.
Ia sangat senang. Amek bisa mewujudkan cita – citanya, penyiar berita TV
terkenal.
Menurut saya, film ini memiliki
banyak keunggulan. Melalui film ini, kita disadarkan untuk bersyukur apapun
kondisinya. Film ini mengajar kita untuk berserah pada Tuhan apapun yang
terjadi. Selain itu, kita harus berusaha sekuat tenaga jika menginginkan hasil
yang memuaskan. Tanpa usaha, hasil
maksimal adalah mustahil. Film ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan itu
yaitu kematian Minun yang tidak logis. Kecil kemungkinan seseorang untuk tewas
saat ia jatuh dari pohon dengan ketinggian kurang dari 5 meter. Kemungkinan
besar, ia hanya mengalami patah tulang. Meskipun ada kekurangan dalam film
Serdadu Kumbang, film ini tetaplah bagus. Film Serdadu Kumbang dirancang sedemikian
rupa untuk menarik perhatian penonton.
Dengan mengesampingkan kekurangan di
atas, film Serdadu Kumbang sangat baik untuk ditonton masyarakat Indonesia.
Film ini dapat menjadi media pembelajaran moral. Selain itu, film Serdadu
Kumbang juga mengajarkan bahwa tidak ada yang mustahil saat kita di dalam
Tuhan. Banyak pesan moral yang dapat kita petik dari film ini untuk kita
terapkan dalam kehidupan kita sehari – hari. Dengan adanya film ini, kita mampu
menjadi sosok yang lebih baik daripada sebelumnya.
tinggalkan jejak di kolom komentar dan like
laisser une trace <3
tinggalkan jejak di kolom komentar dan like
laisser une trace <3
No comments:
Post a Comment