Look at this!

Saturday, July 2, 2016

Maju Laskar Kumbang

Maju Laskar Kumbang


Judul Film       : Serdadu Kumbang
Jenis Film        : Drama
Pengarang       : Jeremias Nyangoen
Sutradara         : Ari Sihasale
Pemeran          : Amek (Yudi Miftahudin), Imbok (Ririn Ekawati), Siti (Titi Sjuman), H. Mesa (Putu Wijaya), Zakaria (Asrul Dahlan), Alim (Lukman Sardi), Ketut (Surya Saputra), Minun (Monica Sayangbati), Jaynadi (Fanny Fadillah), Openg (Le Roy Osmani), Jabuk (Dorman Borisman), Idrus (Gery Puraatmadja), Rukiah (Melly Zamri), Acan (Fachri Azhari), Umbe (Aji Santosa), Jota (Lucky Martin), Aida (Adinda Fudia Hanamici), Dokter klinik (Nia Sihasale Zulkarnaen), Pembaca Berita (Najwa Shihab), Jafar (Ahmad Yani), Imah (Sri Bintang), Boda (Nia Putri), Kencor (Muhammad Darmawan), Ruslan (Zaedul Bahri), Merry (Ikbal Yamani), Heri (Heri), Yori (Yori), Sandro (Wempi Mondong), Lani (Sri Devi), Atot (Mansyur S.), Pedagang Pulsa (Munir), Lajo (Sudirman), Ayah Abbos (Mustafa), Pengawal Ruslan (Teguh Macho, Jemes Fernando), Abbos (Sakti), Ibu Iyok (Siti Aminah), Ibu Econ (Hadijah), Pemilik Kebun (Balu), Perawat 1 (Dini Maharani), Perawat 2 (Christine Gultom), Perawat 3 (Galih Marta Dinata), Perawat 4 (Agustinus Firdie), Pasien (Olivia Cornelius), Pegawai Warung Openg (Andjar Zarkhasyih), Stunt in Amek (Dandy), Stunt in Umbe (Roy)
Produksi          : Alenia Pictures
Durasi              : 105 menit

            Serdadu Kumbang adalah film kelima dari Alenia Pictures setelah keberhasilannya merilis Denias Senandung di Atas Awan (2006), Liburan Seru (2008), King (2009), dan Tanah Air Beta (2010). Film ini dirilis pada tanggal 16 Juni 2011. Sebuah film karya Jeremias Nyangoen yang disutradarai oleh Ari Sihasale ini berisikan pendidikan moral yang mengajarkan kita untuk bersyukur apapun kondisinya. Setiap ada masalah, pasti ada jalan. Setiap ada usaha, pasti ada hasil.
            Di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Desa Mantar, hiduplah seorang anak bernama Amek yang tinggal bersama ibunya, Siti dan kakaknya, Minun. Ia mempunyai dua orang sahabat, Acan dan Umbe. Amek dikenal sebagai anak yang jahil dan nakal. Berbanding terbalik dengan Minun yang pintar dan rajin. Keluarga Amek hidup dalam kekurangan. Ayah Amek, Zakaria tinggal di Malaysia.
            Suatu hari, Amek membantu Ketut, seseorang dari kota yang sepedanya mogok. Amek, Umbe, dan Acan menarik sepeda itu dengan kuda. Sebagai balasan, Ketut mengundang sekolah Amek ke kota.
            Pada suatu hari, Zakaria pulang dari Malaysia. Ia disambut oleh banyak orang. Zakaria menjual jam palsu kepada penjual jam. Hingga suatu saat, penjual jam mengetahuinya dan meminta ganti rugi. Karena uangnya tidak ada, Simodeng, kuda Amek dirampas. Amek sangat sedih, padahal ia akan mengikuti lomba berkuda. Minun, kakaknya berjanji untuk mengambil Simodeng jika Amek lulus Ujian Nasional. Amek pun semangat dalam belajar. Setelah menempuh Ujian Nasional, Simodeng pun kembali pada Amek.
            Pada saat pengumuman kelulusan siswa SMP, seluruh siswa tidak lulus. Minun, anak terpintar di sekolahnya pun sedih. Ia menunggangi Simodeng menuju ke pohon cita – cita. Bermaksud untuk mengambil botol cita – citanya, Minun pun memanjat pohon cita – cita. Ironis, ia jatuh dari pohon itu. Amek sangat sedih mendengar kematian kakaknya. Tapi, ia bangkit dari keterpurukannya.
            Beberapa hari kemudian, Amek mengikuti lomba berkuda. Ia keluar sebagai pemenang dalam perlombaan itu. Bukan hanya menang dalam perlombaan berkuda, Amek juga lulus dalam Ujian Nasionalnya. Ia sangat senang.
            Suatu saat, Amek dibawa ke rumah sakit. Ia menjalani operasi untuk memperbaiki bibirnya yang sumbing. Biaya operasi ini ditanggung oleh Ketut. Operasi berjalan lancar dan Amek pun sembuh. Ia sangat senang. Amek bisa mewujudkan cita – citanya, penyiar berita TV terkenal.
            Menurut saya, film ini memiliki banyak keunggulan. Melalui film ini, kita disadarkan untuk bersyukur apapun kondisinya. Film ini mengajar kita untuk berserah pada Tuhan apapun yang terjadi. Selain itu, kita harus berusaha sekuat tenaga jika menginginkan hasil yang memuaskan. Tanpa  usaha, hasil maksimal adalah mustahil. Film ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan itu yaitu kematian Minun yang tidak logis. Kecil kemungkinan seseorang untuk tewas saat ia jatuh dari pohon dengan ketinggian kurang dari 5 meter. Kemungkinan besar, ia hanya mengalami patah tulang. Meskipun ada kekurangan dalam film Serdadu Kumbang, film ini tetaplah bagus. Film Serdadu Kumbang dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian penonton.
            Dengan mengesampingkan kekurangan di atas, film Serdadu Kumbang sangat baik untuk ditonton masyarakat Indonesia. Film ini dapat menjadi media pembelajaran moral. Selain itu, film Serdadu Kumbang juga mengajarkan bahwa tidak ada yang mustahil saat kita di dalam Tuhan. Banyak pesan moral yang dapat kita petik dari film ini untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari – hari. Dengan adanya film ini, kita mampu menjadi sosok yang lebih baik daripada sebelumnya.

tinggalkan jejak di kolom komentar dan like
laisser une trace <3 

No comments:

Post a Comment