Look at this!

Tuesday, July 7, 2020

Konsep Allah Agama Kristen

            Dalam kekristenan, keberadaan atau realitas tertinggi adalah Allah. Berikut ini adalah konsep Allah menurut kekristenan.
1.      Tritunggal
            Allah adalah satu-satunya Allah yang hidup dan benar, yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi, yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ketiga Pribadi ini sama dalam substansi-Nya, setara dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. Ketiga-Nya tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Ke-Tritunggalan Allah bukanlah sebuah pernyataan tanpa dasar, melainkan didasarkan kepada Alkitab sebagai Firman Allah. Alkitab menjelaskan ke-Tritunggalan Allah secara tidak langsung melalui kehadiran ketiga pribadi ini. Di dalam Matius 3:16-17, sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu, terdengarlah suara dari surga yang mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”. Pada peristiwa pembaptisan Yesus ini, ketiga pribadi Allah nampak secara bersama-sama, yaitu: Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, yang tampak seperti burung merpati. Ke-Tritunggalan Allah menyatakan keesaan Allah dan keunikan Pribadi dari masing masing Allah. Allah yang Esa karena ketiga-Nya adalah Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Unik karena ketiga pribadi ini bekerja dan memanifestasikan diri-Nya secara berbeda. Gambaran hubungan Allah Tritunggal dapat digambarkan dengan analogi sebagai berikut.

            Perisai Tritunggal/Scutum Fidei/perisai iman adalah sebuah simbol visual Kristen yang menjelaskan Allah Tritunggal. Bukti lain tentang konsep ke-Tritunggalan Allah ada pada Matius 28:19, Yohanes 10:30, I Petrus 1:2, dan I Yohanes 5:7.
2.      Kekal
            Alkitab memberikan penegasan bahwa Allah itu ada atau eksis. Allah ada bukan karena disebabkan oleh sesuatu atau penyebab lain. Allah ada karena Dia adalah keberadaan itu sendiri. Dia merupakan penyebab utama dari segala sesuatu. Dia adalah sumber dari segala yang ada. Allah tidak tergantung kepada apapun dan kepada siapapun. Keberadaan Allah itu kekal dan sempurna, tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Keberadaan Allah bukanlah hasil dari suatu pemikiran tentang Allah atau sebuah pengakuan iman yang buta tanpa keyakinan yang jelas. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui Firman-Nya. Keberadaan Allah dibuktikan melalui beberapa hal di bawah ini.
a.     Melalui Firman-Nya (Kejadian 1:1, Yohanes 1:1)
b.     Melalui alam semesta (Kejadian l:1-2; 7, Mazmur 8:3-4; 19:1-4)
c.   Melalui hati nurani (Mazmur l0:3-4; 14:1; 53:1 bandingkan dengan Roma 1:19-20)
d.    Melalui kesaksian internal Roh Kudus dalam hati orang percaya (Roma 8:15-16, Galatia 4:5-7)
e.  Melalui kesaksian para nabi dan rasul (Keluaran 3:4-7, 1 Samuel 3:10-11, Mazmur 19:1-2, Kisah Para Rasul 7:55-56; 14:17).
3.      Pencipta Segalanya
            Allah adalah pencipta yang berdaulat dan pemelihara segala sesuatu. Allah tidak terbatas dalam kuasa, hikmat, keadilan, kebaikan, dan kasih-Nya. Segala sesuatu dalam alam semesta ini berpusat pada kedaulatan Allah, serta berada dalam pengaturan dan pengontrolan tertinggi dari Allah Tritunggal. Kejadian 1-2 menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta segala isinya. Kenyataan bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta dengan isinya dan manusia juga diperkuat dengan kesaksian Daud dalam Mazmur 102:25-27. Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kedaulatan kehendak-Nya untuk kemuliaan dan keagungan diri-Nya. Ia menciptakan segala sesuatu dengan rencana dan tujuan, sesuai dengan apa yang diinginkan dan dikehendaki-Nya.
4.      Kasih
            Allah tidak saja menciptakan alam semesta ini dan membiarkan begitu saja sebagaimana paham Deisme (paham yang menyatakan bahwa Allah menciptakan dunia dan membiarkan dunia berjalan sebagaimana mestinya. Allah tidak campur tangan dalam kehidupan manusia dan tidak terlibat dalam pengaturan sejarah dunia) atau Panentheisme (paham yang menyatakan bahwa setelah Allah menciptakan dunia, Allah tidak lagi sanggup untuk mengaturnya. Allah menjadi Allah yang terbatas dan tetap di dalam dunia). Allah yang diyakini dan dipercaya di dalam kekristenan adalah Allah yang menciptakan, mengatur, dan secara aktif memelihara seluruh alam semesta (providensi) sesuai dengan kedaulatan kehendak-Nya. Allah memberikan kepastian keselamatan kepada orang-orang pilihan-Nya di dalam Kristus Yesus. Ia telah menetapkan sebagian orang menerima anugerah keselamatan dan membiarkan yang lain tetap binasa di dalam dosa sebelum dunia dijadikan. Pemeliharaan Allah atas alam semesta beserta dengan segala isinya nyata dalam.
a.  Pemeliharaan Allah atas ciptaan-Nya (Kejadian 41:32, Keluaran 9:26, Ayub 37:6-13; 38:12, Yesaya 40:12, Amos 4:7, Nahum 1:3, Matius 5:45, Kisah Para Rasul 14:17)
b.     Pemeliharaan Allah atas dunia (Mazmur 104:21, Matius 10:29)
c.   Pemeliharaan Allah atas bangsa-bangsa (Yosua 21:44, Mazmur 33:10, Daniel 2:21; 4:17, Yesaya 40:15, Amos 3:6)
d.  Pemeliharaan Allah menyangkut hidup manusia (Mazmur 139:16, Amsal 20:24, Yeremia 1:5; 10:23, Matius 6:11, Kisah Para Rasul 17:28, Galatia 1:15, Filipi 4:19)
            Allah dalam kekristenan digambarkan sebagai berikut di bawah ini.
1.      Gembala yang baik (Yohanes 10:11)
            Sebagai Gembala yang baik, Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia, domba-domba-Nya, sehingga manusia tidak mengalami kebinasaan.
2.      Pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1)
            Yesus adalah pokok anggur yang benar dan manusia adalah rantingnya. Sebagai pokok anggur, Yesus ingin menyatakan bahwa Dialah sumber hidup. Jika manusia melekat pada Yesus, manusia akan berbuah. Tanpa Yesus, manusia tidak dapat berbuat apa-apa.
3.      Sahabat (Yohanes 15:14)
            Yesus adalah sahabat manusia. Ia adalah sosok Allah yang tidak akan pernah meninggalkan manusia, baik dalam keadaan susah maupun senang. Dia adalah satu-satunya harapan manusia.
4.      Bapa (Lukas 15:32)
            Allah orang Kristen digambarkan sebagai Allah yang memiliki relasi Bapa-anak dengan manusia. Sebagai Bapa, Ia mengasihi anak-anak-Nya dan selalu memberikan yang baik kepada anak-anak-Nya. Bapa juga mengampuni kesalahan anak-anak-Nya.
5.      Tuan (Kolose 3:24)
            Dalam kekristenan, Allah adalah Tuan dan manusia adalah hamba-Nya. Sebagai hamba, manusia harus siap menerima perintah-Nya. Manusia harus mempertanggungjawabkan hidup-Nya kepada Allah, Sang Pemberi Hidup.
6.      Mempelai Pria (Lukas 5:34)
            Kekristenan memercayai Kristus sebagai Mempelai Pria dan manusia sebagai mempelai wanita. Sebagai mempelai Kristus, manusia dituntut untuk menjaga kekudusan hidup dan menjaga kesetiaan sambil menantikan kedatangan Kristus untuk menjemput mempelai wanita.


No comments:

Post a Comment