1.
Tritunggal
Allah adalah satu-satunya Allah yang
hidup dan benar, yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi, yaitu Allah Bapa,
Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ketiga Pribadi ini sama dalam substansi-Nya,
setara dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. Ketiga-Nya tidak dapat dipisahkan, tetapi
dapat dibedakan. Ke-Tritunggalan Allah bukanlah sebuah pernyataan tanpa dasar,
melainkan didasarkan kepada Alkitab sebagai Firman Allah. Alkitab menjelaskan
ke-Tritunggalan Allah secara tidak langsung melalui kehadiran ketiga pribadi
ini. Di dalam Matius 3:16-17, sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air
dan pada waktu itu juga, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung
merpati turun ke atas-Nya. Lalu, terdengarlah suara dari surga yang mengatakan,
"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”. Pada peristiwa
pembaptisan Yesus ini, ketiga pribadi Allah nampak secara bersama-sama, yaitu:
Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, yang tampak seperti burung merpati.
Ke-Tritunggalan Allah menyatakan keesaan Allah dan keunikan Pribadi dari masing
masing Allah. Allah yang Esa karena ketiga-Nya adalah Allah. Allah Bapa adalah
Allah, Allah Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Unik karena ketiga
pribadi ini bekerja dan memanifestasikan diri-Nya secara berbeda. Gambaran
hubungan Allah Tritunggal dapat digambarkan dengan analogi sebagai berikut.
Perisai Tritunggal/Scutum Fidei/perisai iman adalah sebuah
simbol visual Kristen yang menjelaskan Allah Tritunggal. Bukti lain tentang
konsep ke-Tritunggalan Allah ada pada Matius 28:19, Yohanes 10:30, I Petrus
1:2, dan I Yohanes 5:7.
2.
Kekal
Alkitab memberikan penegasan bahwa
Allah itu ada atau eksis. Allah ada bukan karena disebabkan oleh sesuatu atau
penyebab lain. Allah ada karena Dia adalah keberadaan itu sendiri. Dia
merupakan penyebab utama dari segala sesuatu. Dia adalah sumber dari segala
yang ada. Allah tidak tergantung kepada apapun dan kepada siapapun. Keberadaan
Allah itu kekal dan sempurna, tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir.
Keberadaan Allah bukanlah hasil dari suatu pemikiran tentang Allah atau sebuah
pengakuan iman yang buta tanpa keyakinan yang jelas. Allah menyatakan diri-Nya
kepada manusia melalui Firman-Nya. Keberadaan Allah dibuktikan melalui beberapa
hal di bawah ini.
a.
Melalui
Firman-Nya (Kejadian 1:1, Yohanes 1:1)
b.
Melalui
alam semesta (Kejadian l:1-2; 7, Mazmur 8:3-4; 19:1-4)
c. Melalui
hati nurani (Mazmur l0:3-4; 14:1; 53:1 bandingkan dengan Roma 1:19-20)
d. Melalui
kesaksian internal Roh Kudus dalam hati orang percaya (Roma 8:15-16, Galatia
4:5-7)
e. Melalui
kesaksian para nabi dan rasul (Keluaran 3:4-7, 1 Samuel 3:10-11, Mazmur 19:1-2,
Kisah Para Rasul 7:55-56; 14:17).
3.
Pencipta
Segalanya
Allah adalah pencipta yang berdaulat
dan pemelihara segala sesuatu. Allah tidak terbatas dalam kuasa, hikmat,
keadilan, kebaikan, dan kasih-Nya. Segala sesuatu dalam alam semesta ini
berpusat pada kedaulatan Allah, serta berada dalam pengaturan dan pengontrolan
tertinggi dari Allah Tritunggal. Kejadian 1-2 menjelaskan bahwa Allah menciptakan
alam semesta beserta segala isinya. Kenyataan bahwa Allah menciptakan alam
semesta beserta dengan isinya dan manusia juga diperkuat dengan kesaksian Daud
dalam Mazmur 102:25-27. Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan
kedaulatan kehendak-Nya untuk kemuliaan dan keagungan diri-Nya. Ia menciptakan
segala sesuatu dengan rencana dan tujuan, sesuai dengan apa yang diinginkan dan
dikehendaki-Nya.
4.
Kasih
Allah tidak saja menciptakan alam
semesta ini dan membiarkan begitu saja sebagaimana paham Deisme (paham yang menyatakan bahwa Allah menciptakan dunia dan membiarkan dunia berjalan sebagaimana mestinya. Allah tidak campur tangan dalam kehidupan manusia dan tidak terlibat dalam pengaturan sejarah dunia) atau Panentheisme (paham yang menyatakan bahwa setelah Allah menciptakan dunia, Allah tidak lagi sanggup untuk mengaturnya. Allah menjadi Allah yang terbatas dan tetap di dalam dunia). Allah yang diyakini dan
dipercaya di dalam kekristenan adalah Allah yang menciptakan, mengatur, dan secara
aktif memelihara seluruh alam semesta (providensi) sesuai dengan kedaulatan
kehendak-Nya. Allah memberikan kepastian keselamatan kepada orang-orang
pilihan-Nya di dalam Kristus Yesus. Ia telah menetapkan sebagian orang menerima
anugerah keselamatan dan membiarkan yang lain tetap binasa di dalam dosa
sebelum dunia dijadikan. Pemeliharaan Allah atas alam semesta beserta dengan
segala isinya nyata dalam.
a. Pemeliharaan
Allah atas ciptaan-Nya (Kejadian 41:32, Keluaran 9:26, Ayub 37:6-13; 38:12,
Yesaya 40:12, Amos 4:7, Nahum 1:3, Matius 5:45, Kisah Para Rasul 14:17)
b.
Pemeliharaan
Allah atas dunia (Mazmur 104:21, Matius 10:29)
c. Pemeliharaan
Allah atas bangsa-bangsa (Yosua 21:44, Mazmur 33:10, Daniel 2:21; 4:17, Yesaya
40:15, Amos 3:6)
d. Pemeliharaan
Allah menyangkut hidup manusia (Mazmur 139:16, Amsal 20:24, Yeremia 1:5; 10:23,
Matius 6:11, Kisah Para Rasul 17:28, Galatia 1:15, Filipi 4:19)
Allah
dalam kekristenan digambarkan sebagai berikut di bawah ini.
1.
Gembala
yang baik (Yohanes 10:11)
Sebagai Gembala yang baik, Tuhan
Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia, domba-domba-Nya, sehingga
manusia tidak mengalami kebinasaan.
2.
Pokok
anggur yang benar (Yohanes 15:1)
Yesus adalah pokok anggur yang benar
dan manusia adalah rantingnya. Sebagai pokok anggur, Yesus ingin menyatakan
bahwa Dialah sumber hidup. Jika manusia melekat pada Yesus, manusia akan
berbuah. Tanpa Yesus, manusia tidak dapat berbuat apa-apa.
3.
Sahabat
(Yohanes 15:14)
Yesus adalah sahabat manusia. Ia
adalah sosok Allah yang tidak akan pernah meninggalkan manusia, baik dalam
keadaan susah maupun senang. Dia adalah satu-satunya harapan manusia.
4.
Bapa
(Lukas 15:32)
Allah orang Kristen digambarkan
sebagai Allah yang memiliki relasi Bapa-anak dengan manusia. Sebagai Bapa, Ia
mengasihi anak-anak-Nya dan selalu memberikan yang baik kepada anak-anak-Nya.
Bapa juga mengampuni kesalahan anak-anak-Nya.
5.
Tuan
(Kolose 3:24)
Dalam kekristenan, Allah adalah Tuan
dan manusia adalah hamba-Nya. Sebagai hamba, manusia harus siap menerima
perintah-Nya. Manusia harus mempertanggungjawabkan hidup-Nya kepada Allah, Sang
Pemberi Hidup.
6.
Mempelai
Pria (Lukas 5:34)
Kekristenan memercayai Kristus
sebagai Mempelai Pria dan manusia sebagai mempelai wanita. Sebagai mempelai Kristus,
manusia dituntut untuk menjaga kekudusan hidup dan menjaga kesetiaan sambil
menantikan kedatangan Kristus untuk menjemput mempelai wanita.
No comments:
Post a Comment