Manusia terdiri dari dua elemen yakni
tubuh dan jiwa. Pandangan ini didasarkan pada Kejadian 2:7; Matius 10:28,
Yakobus 2:26. Jiwa menggambarkan bagian yang tidak kelihatan, sedangkan tubuh
adalah bagian yang kelihatan. Menurut kekristenan, manusia memiliki pengetahuan
yang benar (true knowledge), keadilan
yang benar (true righteousness), dan
kekudusan yang benar (true holiness).
Manusia dengan sengaja telah melanggar perintah Allah sehingga jatuh dalam dosa
dan telah merusak perjanjian dengan Allah. Akibatnya, manusia tidak dapat
berbuat baik, bahkan cenderung berbuat yang jahat dan tidak mampu menyelamatkan
dirinya dari hukuman kekal. Dalam kekristenan, konsep manusia dapat digambarkan
sebagai berikut di bawah ini.
1.
Manusia
adalah ciptaan Allah secara langsung.
Kebenaran ini dinyatakan melalui
beberapa bukti internal yang tak terbantahkan dari Alkitab tentang penciptaan.
a.
Kejadian
1:26
Berfirmanlah
Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita..."
b.
Kejadian
1:27
Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.
c.
Kejadian
2:7
“...
ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup"
d.
Kejadian
2:18
Tuhan
Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia"
e.
Kejadian
2:21-22
"Lalu
Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Tuhan Allah
mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah
seorang perempuan...”
2.
Manusia
diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah (Imago Dei)
Manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah. Artinya, manusia diciptakan menyerupai Allah atau mirip dengan
Allah, tetapi bukan Allah. Pengertian ini menunjukkan mengenai hubungan antara
Allah dan manusia, antara Pencipta dan mahkota ciptaan-Nya, bahkan menunjukkan hubungan
yang erat antara Bapa dengan anak-anak-Nya. Sebagaimana Allah, manusia adalah
makhluk yang rasional (memiliki akal budi) dan emosional (memiliki perasaan).
Allah memiliki pikiran yang cerdas dan bijaksana. Pikirannya tak terselami,
jalan-jalan-Nya dan rencana-Nya jauh lebih tinggi dari rencana manusia. Allah
juga emosional, berduka melihat manusia hidup dalam dosa dan senang melihat
manusia bertobat.
a.
Kejadian
1:26
Berfirmanlah
Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita."
3.
Manusia
adalah Mandataris Allah
a.
Kejadian
1:28
Manusia
diberi kuasa atas alam semesta. Allah mempercayakan kepada manusia tugas dan
tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan, memenuhi dan menaklukkan bumi,
serta berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, serta segala
binatang yang merayap di bumi.
b.
Kejadian
2:15
Tuhan
menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman
tersebut. Dengan kata lain, Allah memberi mandat kepada manusia untuk
mengusahakan serta memelihara alam semesta.
4.
Manusia
ditempatkan pada kedudukan yang mulia di atas seluruh ciptaan yang lain.
Manusia merupakan mahkota ciptaan
atas segenap spesies lainnya.
a.
Kejadian
1:26
Berfirmanlah
Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi".
b.
Kejadian
1:28
Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka "Beranakcuculah dan
bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi"
5.
Memiliki
Kehendak Bebas
Penciptaan manusia menurut gambar
dan rupa Allah menempatkan manusia sebagai mahkota ciptaan yang mulia dan
sempurna di antara segenap ciptaan-Nya. Namun, kemuliaan dan kesempurnaan itu
menjadi sirna tatkala Adam dan Hawa menyalahgunakan kehendak bebas yang
diberikan Allah kepada mereka. Kehendak bebas itu meliputi aspek berikut di
bawah ini.
a.
Kemerdekaan
untuk mengikuti jalan ketaatan yang menuju kepada kehidupan atau mengikuti
jalan ketidaktaatan yang membawa kepada kematian. Kemerdekaan artinya tidak ada
seorangpun yang dapat memaksakan suatu pilihan bagi manusia, termasuk Iblis.
Iblis hanya mampu mencobai manusia dengan membujuk mereka melakukan apa yang
diinginkan oleh hati mereka.
b.
Kemampuan
untuk memilih yang baik dari yang jahat. Kuasa ini akhirnya musnah setelah
kejatuhan dalam dosa oleh karena manusia memilih yang jahat.
Ada
dua akibat yang terjadi karena penyalahgunaan kehendak bebas, yaitu.
a.
Kehilangan
kemerdekaan (budak dosa)
Kemerdekaan yang sebenarnya adalah
ketika kita hidup dalam jalan ketaatan kepada Allah. Pada saat kita mengikuti
keinginan hati kita yang bertentangan dengan perintah Allah, kita menjadi tidak
merdeka atau menjadi budak dari keinginan kita yang berdosa.
b.
Manusia
hanya mampu untuk memilih apa yang jahat (total inability) - Roma 3:23.
Karnea menjadi budak dosa, kecenderungan
hati manusia sangat sulit dan mustahil untuk bisa seturut kehendak Allah,
kecuali manusia itu telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus yang memampukan
kecenderungan hatinya untuk melakukan kehendak Allah.
Berkaitan
dengan proses penciptaan dan hakikat manusia, kekristenan tidak memercayai pandangan
dan keyakinan di bawah berikut.
1.
Manusia
adalah hasil dari suatu evolusi.
Manusia bukanlah spesies makhluk
hidup yang merupakan hasil dari perkembangan atau perubahan dari suatu spesies
yang lebih rendah menjadi spesies baru yang tingkatan, derajat, dan martabatnya
menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Manusia bukan berasal dari spesies binatang
menyusui yang berbudaya, beradab, dan berjalan sebagaimana yang diajarkan oleh
teori evolusi yang dipopulerkan oleh Charles Darwin dalam bukunya The Origin of Species.
2.
Manusia
adalah ciptaan atau turunan para dewa/i
Manusia
bukanlah ciptaan dewa (misalnya manusia diciptakan oleh dewa Brahma) atau keturunanan
dari hasil perkawinan para dewa/i (misalnya keturunan dewi Amaterasu O Mikami
dalam keyakinan bangsa Jepang).
No comments:
Post a Comment