Look at this!

Tuesday, July 7, 2020

Konsep Manusia Agama Kristen

Manusia terdiri dari dua elemen yakni tubuh dan jiwa. Pandangan ini didasarkan pada Kejadian 2:7; Matius 10:28, Yakobus 2:26. Jiwa menggambarkan bagian yang tidak kelihatan, sedangkan tubuh adalah bagian yang kelihatan. Menurut kekristenan, manusia memiliki pengetahuan yang benar (true knowledge), keadilan yang benar (true righteousness), dan kekudusan yang benar (true holiness). Manusia dengan sengaja telah melanggar perintah Allah sehingga jatuh dalam dosa dan telah merusak perjanjian dengan Allah. Akibatnya, manusia tidak dapat berbuat baik, bahkan cenderung berbuat yang jahat dan tidak mampu menyelamatkan dirinya dari hukuman kekal. Dalam kekristenan, konsep manusia dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini.
1.      Manusia adalah ciptaan Allah secara langsung.
            Kebenaran ini dinyatakan melalui beberapa bukti internal yang tak terbantahkan dari Alkitab tentang penciptaan.
a.     Kejadian 1:26
Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita..."
b.     Kejadian 1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
c.     Kejadian 2:7
“... ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup"
d.     Kejadian 2:18
Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia"
e.     Kejadian 2:21-22
"Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan...”

2.      Manusia diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah (Imago Dei)
            Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Artinya, manusia diciptakan menyerupai Allah atau mirip dengan Allah, tetapi bukan Allah. Pengertian ini menunjukkan mengenai hubungan antara Allah dan manusia, antara Pencipta dan mahkota ciptaan-Nya, bahkan menunjukkan hubungan yang erat antara Bapa dengan anak-anak-Nya. Sebagaimana Allah, manusia adalah makhluk yang rasional (memiliki akal budi) dan emosional (memiliki perasaan). Allah memiliki pikiran yang cerdas dan bijaksana. Pikirannya tak terselami, jalan-jalan-Nya dan rencana-Nya jauh lebih tinggi dari rencana manusia. Allah juga emosional, berduka melihat manusia hidup dalam dosa dan senang melihat manusia bertobat.
a.     Kejadian 1:26
Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita."
3.      Manusia adalah Mandataris Allah
a.     Kejadian 1:28
Manusia diberi kuasa atas alam semesta. Allah mempercayakan kepada manusia tugas dan tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan, memenuhi dan menaklukkan bumi, serta berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, serta segala binatang yang merayap di bumi.
b.     Kejadian 2:15
Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman tersebut. Dengan kata lain, Allah memberi mandat kepada manusia untuk mengusahakan serta memelihara alam semesta.
4.      Manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia di atas seluruh ciptaan yang lain.
            Manusia merupakan mahkota ciptaan atas segenap spesies lainnya.
a.     Kejadian 1:26
Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi".
b.     Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka "Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi"
5.      Memiliki Kehendak Bebas
            Penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah menempatkan manusia sebagai mahkota ciptaan yang mulia dan sempurna di antara segenap ciptaan-Nya. Namun, kemuliaan dan kesempurnaan itu menjadi sirna tatkala Adam dan Hawa menyalahgunakan kehendak bebas yang diberikan Allah kepada mereka. Kehendak bebas itu meliputi aspek berikut di bawah ini.
a.     Kemerdekaan untuk mengikuti jalan ketaatan yang menuju kepada kehidupan atau mengikuti jalan ketidaktaatan yang membawa kepada kematian. Kemerdekaan artinya tidak ada seorangpun yang dapat memaksakan suatu pilihan bagi manusia, termasuk Iblis. Iblis hanya mampu mencobai manusia dengan membujuk mereka melakukan apa yang diinginkan oleh hati mereka.
b.     Kemampuan untuk memilih yang baik dari yang jahat. Kuasa ini akhirnya musnah setelah kejatuhan dalam dosa oleh karena manusia memilih yang jahat.
Ada dua akibat yang terjadi karena penyalahgunaan kehendak bebas, yaitu.
a.     Kehilangan kemerdekaan (budak dosa)
            Kemerdekaan yang sebenarnya adalah ketika kita hidup dalam jalan ketaatan kepada Allah. Pada saat kita mengikuti keinginan hati kita yang bertentangan dengan perintah Allah, kita menjadi tidak merdeka atau menjadi budak dari keinginan kita yang berdosa.
b.     Manusia hanya mampu untuk memilih apa yang jahat (total inability) - Roma 3:23.
            Karnea menjadi budak dosa, kecenderungan hati manusia sangat sulit dan mustahil untuk bisa seturut kehendak Allah, kecuali manusia itu telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus yang memampukan kecenderungan hatinya untuk melakukan kehendak Allah.


            Berkaitan dengan proses penciptaan dan hakikat manusia, kekristenan tidak memercayai pandangan dan keyakinan di bawah berikut.
1.      Manusia adalah hasil dari suatu evolusi.
            Manusia bukanlah spesies makhluk hidup yang merupakan hasil dari perkembangan atau perubahan dari suatu spesies yang lebih rendah menjadi spesies baru yang tingkatan, derajat, dan martabatnya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Manusia bukan berasal dari spesies binatang menyusui yang berbudaya, beradab, dan berjalan sebagaimana yang diajarkan oleh teori evolusi yang dipopulerkan oleh Charles Darwin dalam bukunya The Origin of Species.
2.      Manusia adalah ciptaan atau turunan para dewa/i
                         Manusia bukanlah ciptaan dewa (misalnya manusia diciptakan oleh dewa Brahma) atau keturunanan dari hasil perkawinan para dewa/i (misalnya keturunan dewi Amaterasu O Mikami dalam keyakinan bangsa Jepang).

No comments:

Post a Comment